Pernikahan Unik Muslim China - China bukan negara dengan mayoritas masyarakat Muslim, tapi
itu tidak berarti bahwa sama sekali tidak ada agama Islam di sana. Beberapa
daerah kecil di China bahkan dihuni oleh banyak komunitas Muslim, dan menurut
survei yang dilakukan, saat ini banyak sekali generasi muda China berbondong-bondong
memeluk Islam.
Apakah komunitas Muslim China masih mengikuti budaya China ?
Sebagai agama yang hanya tunduk kepada satu peraturan dan
kepada satu Tuhan Allah subhanahu wa Ta'ala, sudah sewajibnya bagi umat Islam
untuk meninggalkan kepercayaan atau keyakinan lain yang mengandung unsur
kekafiran atau kesyirikan. Seperti mitos, takhayul, termasuk yang ada dalam kebiasaan
perkawinan China.
Orang China biasanya menyertakan beberapa tradisi yang
berkaitan dengan mitos pernikahan. Sebagai contoh, sebuah bundel uang yang mereka
percayai menambah kekayaan pasangan, kemudia ada beberapa karakter tulisan China
yang ditulis pada kertas merah diikuti oleh petasan dan pembacaan jampi-jampi
takhayul untuk menjauhkan pasangan pengantin dari roh jahat dan bacaan horoskop
yang berbau ramalan.
Dalam perkawinan Muslim China, kebiasaan yang seperti ini dihilangkan. Meskipun gaun pengantin masih
kental dengan karakteristik budaya China yang memiliki warna merah yang katanya
“lambang keuntungan”.
Sebagai Muslim di negara lain, Muslim China juga melangsungkan akad pernikahan di masjid yang biasanya dilakukan sehari sebelum resepsi. Pada waktu itu, penghulu membaca hak-hak perkawinan dan Lelaki memberikan mas kawin dan juga seserahan berupa pakaian dan perhiasan.
Sebagai Muslim di negara lain, Muslim China juga melangsungkan akad pernikahan di masjid yang biasanya dilakukan sehari sebelum resepsi. Pada waktu itu, penghulu membaca hak-hak perkawinan dan Lelaki memberikan mas kawin dan juga seserahan berupa pakaian dan perhiasan.
Tradisi unik pernikahan Muslim China
Selain itu, ada tradisi unik yang dibuat oleh kedua
mempelai, yaitu pembagian roti asin sebagai lambang cinta dan kesetiaan.
Mempelai wanita dan pengantin lelaki akan berlomba cepat-cepatan mengambil roti
asin tersebut. Siapa yang bisa lebih cepat mengambil rotinya, maka dia dianggap
pihak yang lebih setia.
Khutbah Perkawinan juga dilakukan oleh Muslim China,
biasanya hal itu dilakukan sebelum akad pernikahan berlangsung. Setelah upacara
perkawinan, mereka menyembelih sapi dan kemudian membagi-bagikan kepada para
tamu dan juga mereka yang membutuhkan.
Dalam kasus perkawinan ini, salah satu suku Muslim China
bernama Hui memiliki aturan yang ketat, yang tidak memungkinkan keturunannya
untuk menikahi non-Muslim. Kecuali mereka (si calon non muslim) bersedia untuk pindah
ke Muslim juga.